ADEGAN 1
Pada 14 Agustus 1945 sekitar pukul 13.30 Sutan Sjahrir sedang berada di
ruang kerja. Dia sedang menulis sesuatu dan mendengarkan radio.
Penyiar : “Yaa pendengar setia, kita
kembali lagi dalam Kabar Anda. Berita utama, Jepang telah menyerah tanpa syarat
kepada sekutu...”
Sjahrir : (terkejut) “Apa benar
yang kudengar barusan, aku harus memberi tahu Bung Karno dan Bung Hatta!” (berdiri
meninggalkan ruangan)
ADEGAN 2
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Sutan Sjahrir segera pergi ke
rumah Moh. Hatta untuk memberitahukan berita ini.
Sjahrir : (mengetuk pintu) “Assalamualaikum”
Hatta : (membuka pintu) “Waalaikumsalam,
silakan masuk Sjahrir, maaf rumah saya begitu sederhana”
Sjahrir : “Ah tidak apa” (masuk bersama
Hatta)
Hatta : “Silakan duduk” (duduk)
Sjahrir : “Terima kasih”.(duduk)
“Bung Hatta, bagaimana soal kemerdekaan kita Bung?”
Hatta : “Bukankah soal kemerdekaan
sudah diserahkan pada PPKI ?”
Sjahrir : “Tetapi menurut saya, bukankah
lebih baik kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa melalui PPKI?”
Hatta : “Apa maksud Bung Sjahrir
berkata seperti itu ?”
Sjahrir : “PPKI adalah bentukan Jepang,
jika kita merdeka melalui PPKI, Sekutu akan menganggap Indonesia buatan Jepang.
Sebaiknya kita segera memproklamasikan kemerdekaan kita atas nama bangsa Indonesia
selagi kita dalam masa vacuum of power.”
Hatta : “Vacuum of power?” (bingung)
Sjahrir : ”Saya mendengar dari radio
bahwa Jepang telah menyerah pada Sekutu, itu artinya Indonesia sedang berada
dalam kekosongan kekuasaan. Jadi, ini adalah kesempatan yang baik untuk kita
memproklamasikan kemerdekaan sebelum sekutu datang.”
Hatta : “Saya setuju, tapi apakah
Bung Karno sependapat dengan kita? Bagaimana kalau kita hubungi Bung Karno
terlebih dahulu?”
Sjahrir : “Ide yang bagus.”
Hatta : (mengambil telepon, dan
memencet nomor, menelepon Bung Karno) “Assalamualaikum”
Soekarno : “Waalaikumsalam, ada apa Bung Hatta?”
Hatta : ”Apakah saya dan Sjahrir
boleh datang ke rumah Bung Karno guna membahas kemerdekaan kita ?”
Soekarno : “Tentu saja, saya tunggu kedatangan
anda.”
Hatta : “Terima kasih,
assalamualaikum”
Soekarno : “Waalaikumsalam”
Hatta : (menutup telepon) “Mari
kita berangkat.”
Sjahrir : “Mari” (keluar bersama Hatta)
ADEGAN 3
Sutan Sjahrir dan Moh. Hatta menemui Soekarno di rumahnya untuk
memberitahukan tentang kekalahan Jepang. Sjahrir mendesak untuk mempercepat
proklamasi, tetapi Bung Karno menolak.
Hatta + Sjahrir : (mengetuk pintu) ”Assalamualaikum”
Soekarno : (membuka pintu)
“Waalaikumsalam, silakan masuk”
Hatta + Sjahrir : “Terima kasih” (masuk)
Soekarno : (duduk) “Duduklah” (hatta
dan sjahrir duduk) “Mengapa kalian datang kemari? Ada masalah apa ?”
Hatta : “Ada berita penting yang akan
Sjahrir sampaikan.”
Soekarno : “Berita apakah itu Sjahrir?”
Sjahrir : “Saya dengar jepang telah
menyerah pada sekutu. Bagaimana jika kesempatan ini kita gunakan untuk
memproklamasikan kemerdekaan agar Indonesia memiliki kepemimpinan baru? “
Soekarno : “Saya tidak berhak bertindak
sendiri, semua itu hak PPKI. Alangkah janggal bila saya mengucapkan kemerdekaan
tanpa melalui PPKI yang saya ketuai.”
Sjahrir : “Tapi Bung...”
Soekarno : “Maafkan saya Sjahrir, tapi kita
memang tidak boleh gegabah.”
Sjahrir : “Baiklah... kalau begitu kami
permisi. Mari Bung Hatta.”
Hatta : “Mari.”
ADEGAN 4
15 Agustus 1945, 22.00 di rumah Bung Karno berkumpullah Golongan Muda yang
dipimpin oleh Wikana, Soekarni, Darwis dan Chairul Shaleh. Mereka mendesak Bung
Karno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Shaleh :”Ayo Bung, malam ini juga.
Kibarkan revolusi!
Soekarni :”Kita harus segera merebut
kekuasaan Bung!”
Shaleh&Soekarni :”Kami siap mempertaruhkan jiwa kami
Bung.”
Wikana :(berdiri) “Jika Bung karno
tidak bertindak cepat, maka akan ada pertumpahan darah dan pembunuhan
besar-besaran esok hari.
Soekarno : (berdiri, menghampiri Wikana dan
menyeretnya ke pojok) “Potonglah leherku sekarang, tak usah menunggu esok
hari!”
Hatta : (melerai Soekarno dan
Wikana) “Sudahlah tak ada gunanya anda bertengkar. Mari duduk kembali dan
bicarakan ini baik-baik.” (Soekarno, Wikana dan Hatta duduk)
Hatta : “Wikana, kita tidak boleh
gegabah. Lalu, mengapa anda tidak melakukannya sendiri? Mengapa meminta Soekarno
melakukannya?”
Wikana : “Saya hanya mengingatkan Bung,
jika kemerdekaan Indonesia tidak dilakukan malam ini, besok rakyat akan
membunuh orang-orang yang dicurigai sebagai proBelanda seperti orang-orang
Ambon.
Darwis : “Wikana benar Bung. Lagipula,
mengapa kita harus menunggu Jepang memerdekakan kita jika kita bisa mewujudkan
kemerdekaan kita sendiri?”
Soekarno : Kekuatan kita tak sebanding dengan kekuatan
Jepang dan Sekutu, kita tidak akan dapat bertahan sendiri setelah merdeka tanpa
bantuan mereka.”
Darwis : “Saya yakin kita bisa Bung,
kita bisa!”
Sukarni : “Benar Bung, mari kita segera
laksanakan proklamasi!”
Shaleh : “Benar bung, cepatlah!”
Wikana : “Malam ini Bung, malam ini!”
Hatta : “Tenang-tenang, ini sudah
malam, tak baik anda semua membuat keributan seperti ini”
Soekarno : “Saya mengerti bagaimana perasan saudara,
tapi saya tidak dapat mengabulkan permintaan saudara. Karena saya takut akan
ada banyak lagi korban jiwa.”
Pemuda :”Aaahhhhhh..........”
ADEGAN 5
Setelah usahanya mendesak Golongan Tua gagal, para pemuda lalu melaksanakan pertemuan di
Jalan Cikini 71. Mereka lalu sepakat untuk menculik Soekarno-Hatta dan membawa
mereka ke Rengasdengklok.
Soekarni : “Saudara-saudara, sebagaimana yang
telah kita ketahui, Bung Karno menolak untuk segera melaksanakan proklamasi.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?”
Wikana : “Kita culik Bung Karno dan Bung
Hatta lalu kita desak mereka untuk segera melaksanakan proklamasi.”
Pemuda : “Culik?”
Wikana :”Iya, kita bawa keduanya ke suatu
tempat dan kita bujuk mereka.”
Shaleh : “Itu benar, dengan begitu
Jepang tidak akan bisa mempengaruhi mereka. Tapi kemana kita akan membawanya?”
Darwis : “Rengasdengklok!”
Soekarni :”Rengasdengklok itu luas, dimana
kita akan menempatkan keduanya?”
Darwis : “Saya akan menghubungi Shodanco
Subeno untuk hal ini.” (menelepon Subeno)
“Assalamualaikum”
Subeno : “Waalaikumsalam, ada apa
Darwis?”
Darwis : “Kami akan menculik Bung Karno
dan Bung Hatta untuk mendesak mereka agar segera melaksanakan proklamasi”
Subeno : “Apa? Menculik mereka?”
Darwis : “Iya, dan kami sepakat untuk
membawa mereka ke Rengasdengklok, bisakah kau memberikan keamanan kepada kami
dan mencarikan kami tempat untuk menyembunyikan Soekarno-Hatta ?
Subeno : “Tentu, saya akan mengamankan
anda semua. Untuk tempat, nanti kita pakai rumah Jiaw Kie Song.”
Darwis : “Baiklah, Terima Kasih Subeno.”
Subeno : “Sama-sama” (menutup telepon)
Darwis : “Subeno setuju dan kita akan
ditempatkan di rumah Jiaw Kie Song.
Shaleh : “Kapan kita akan menculik Bung
Karno dan Bung Hatta?
Wikana : “Secepatnya, besok subuh? Anda
setuju?
Soekarni : “Pukul berapa tepatnya?”
Shaleh : Pukul 04.00, bagaimana?
Pemuda : “Setuju!”
ADEGAN 6
Keesokan harinya, 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 rombongan pemuda menculik
Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok tanpa sepengetahuan Golongan Tua.
Soekarni : (mengetuk pintu dengan keras)
“Assalamuaikum”
Hatta : (membuka pintu) ”Waalaikumsalam”
Darwis : “Mari Bung, Bung Hatta harus
ikut kami!”
Hatta : “Akan dibawa kemana aku ini ?
Lagipula mengapa kita harus pergi ?”
Soekarni : “Rengasdengklok. Ini sudah menjadi
keputusan para pemuda. Selain itu, rakyat akan menyerbu kota.”
Hatta : “Apa yang anda bicarakan?
Jika itu benar, kita tidak akan bisa melawan karena tentara Jepang di Jawa
masih utuh.”
Darwis : “Ini sudah jadi kesepakatan
kami Bung dan anda harus tetap ikut kami ke Rengasdengklok.”
Soekarni : “Ini demi kebaikan anda Bung.”
Darwis : “Ayolah Bung, waktumu hampir
habis.”
Hatta : “Baiklah.”
ADEGAN 7
Rombongan pemuda juga menculik
Soekarno. Soekarno bersedia ikut dengan rombongan pemuda ke Rengasdengklok jika
anak dan istrinya diajak pula.
Wikana : (mengetuk pintu dengan keras)
“Bung Karno, Bung Karno!”
Soekarno : (membuka pintu) “Iyaa, ada
apa?”
Shaleh : “Anda harus ikut kami ke Rengasdengklok”
Soekarno : “Untuk apa aku ikut dengan kalian?”
Wikana : “Ini sudah jadi kesepakatan para
pemuda Bung, kami akan membawa anda dan Bung Hatta ke Rengasdengklok”
Soekarno : “Tak sadarkah kalian jika aku
memiliki istri dan anak yang masih kecil, bagaimana dengan mereka?”
(Tiba-tiba ada suara
tangisan, Fatmawati keluar menggendong Guntur)
Fatmawati : “Ada apa ini Kangmas? Mengapa banyak
orang? Guntur sangat takut mendengar suara kalian.”
Soekarno : “Nimas, pemuda-pemuda ini akan
membawaku dan Hatta ke Rengasdengklok.”
Fatmawati : “Untuk apa Kangmas?”
Shaleh : “Untuk menjauhkan Bung Karno
dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang, Bu.”
Fatmawati : “Lalu bagaimana denganku dan Guntur?
Kalian akan meninggalkan kami?”
Soekarno : “Benar, aku tidak mau berpisah
dengan istri dan anakku. Jika kalian membawaku, kalian juga harus membawa
mereka.”
Wikana : “Baiklah Bung, kami akan membawa
anda dan anak istri anda, tetapi kita harus pergi sekarang.”
Soekarno : “Baiklah.”
ADEGAN 8
Rombongan pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta tiba di Rengasdengklok.
Bung Hatta telah sampai terlebih dahulu sebelum Bung Karno. Keduanya dibawa ke
sebuah ruangan di dalam rumah Jiaw Kie Song.
Hatta : “Sebenarnya apa mau kalian
sehingga aku dibawa kemari?”
Soekarni : “Kami ingin anda dan Bung Karno
segera melaksanakan proklamasi (melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Hatta)
(Soekarno, Wikana, Fatmawati masuk ke ruangan)
Hatta : “Bung Karno!”
Soekarno : “Hatta, ternyata kau sudah disini.”
Hatta : “Iyaa, mereka membawaku
kemari, mereka membawa Fatma dan Guntur juga?”
Soekarno : “Iyaa Hatta, benar. Soekarni, ada apa sebenarnya?”
Soekarni : “Begini Bung, kami ingin anda
berdua segera memproklamasikan kemerdekaan kita. Jepang sudah menyerah Bung,
ini saat yang tepat untuk kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno : “Mengapa kau begitu mudah percaya
kabar itu Karni? Jepang pasti akan memerdekakan kita. Tapi bukan sekarang.”
Wikana : “Saya tidak setuju dengan itu Bung,
kami para pemuda ingin kemerdekaan atas jerih payah kami sendiri, bukan karena
hadiah dari Jepang.”
Soekarni : “Itu benar Bung, bila kita merdeka
atas hadiah Jepang, maka kita adalah bentukan Jepang, kita bisa dijajah lagi Bung.”
(Shaleh masuk
tergopoh-gopoh)
Wikana : “Ada apa Shaleh, mengapa kau
terengah-engah seperti itu ?”
Shaleh : “Ada Mr. Soebardjo, dia memaksa
masuk ingin menjemput Bung Karno
Wikana : “Baiklah aku akan keluar untuk
menemuinya.” (keluar bersama shaleh)
(Di luar ada Soebardjo)
Soebardjo : “Wikana, bisakah aku menemui
Soekarno dan Hatta ?”
Wikana : “Untuk apa Anda ingin bertemu
mereka, Bung?”
Soebardjo : “Rapat PPKI batal karena mereka tak
ada jadi aku kemari ingin menjemput mereka.”
Shaleh : “Tidak bisa, anda tidak berhak
membawa pulang mereka Bung.”
Soebardjo : “Mengapa ?”
Wikana : “Karena kami para pemuda sudah
sepakat untuk mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan.”
Soebardjo : “Kalau begitu ijinkan aku menemui
mereka terlebih dahulu”
Wikana : “Baiklah, mari masuk.”
(Soebardjo, Wikana,
Shaleh masuk menemui Soekarno dan Hatta)
Soekarno : “Ada apa Soebardjo ?”
Soebardjo : “Rapat PPKI batal. Selain itu saya
ingin menyampaikan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.”
Soekarno : “Jadi berita tersebut benar adanya?”
Soebardjo : “Iyaa benar Bung.”
Hatta : “Bukankah saya dan Sjahrir sudah
memberitahukan kepada Anda Bung?”
Soekarno : “Tapi saya belum percaya Hatta”
Wikana : “Kalau begitu tunggu apalagi?
Mari kita memproklamasikan kemerdekaan kita.”
Shaleh : “Benar Bung!”
Hatta : “Iyaa, sebaiknya memang
begitu Bung.”
Soekarno : “Baiklah saya akan menuruti
permintaan kalian.”
(Fatmawati menggendong
Guntur yang menangis, menghampiri mereka)
Fatmawati : “Bolehkah kami pulang ? Lihatlah
Guntur daritadi menangis terus.”
Soebardjo : “Benar, bolehkah saya membawa pulang
Bung Karno dan Bung Hatta, Wikana?”
Wikana : “Tidak!”
Soebardjo : “Saya berjanji akan menjaga mereka
dengan taruhan nyawa saya.”
Wikana : “Apa aku bisa memegang janjimu
itu ?”
Soebardjo : “Tentu saja.”
Wikana : “Baiklah kalau begitu.”
Soebardjo : “Terima kasih.”
ADEGAN 9
Sesampainya di Jakarta,
16 Agustus 1945 pukul 24.00 Soekarno mengantarkan anak dan istrinya pulang
terlebih dahulu sebelum beliau merumuskan naskah proklamasi bersama para
pemuda.
Soebardjo : “Kita sudah sampai di Jakarta Bung,
Mari kita ke rumah Laksamana Maeda untuk membahas proklamasi”
Soekarno : “Baiklah, tapi tunggu, aku ingin
mengantarkan anak dan istriku pulang terlebih dahulu.”
Soebardjo : “Silakan Bung, kami akan mengantar
anda.”
ADEGAN 10
17 Agustus 1945 dini
hari. Setelah sampai di rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Imam
Bonjol nomor 1, Bung Karno pergi menemui Nishimura agar merubah status dan
keadaan di Indonesia. Namun Nishimura tidak mau. Sehingga Bung Karno kembali ke
rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan dalam rumah Laksamana Maeda, berkumpullah
Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik dan BM.
Diah untuk merumuskan naskah proklamasi.
Soekarno : “Saudara-saudara, bagaimana bunyi
naskah proklamasi kita ?” (menulis kata “PROKLAMASI” sambil mengejanya)
Soebardjo : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno : “Baik, sudah saya tulis”
Hatta : “Lanjutannya Bung, Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Soekarno : (menulis sambil mengeja)”
Jakarta, 17-8-05. Wakil bangsa Indonesia. Yak, sudah selesai, apakah anda semua
setuju ?”
Pemuda : “Setuju”
Hatta : “Lalu, siapa yang akan
menandatangani naskah ini?”
Soebardjo : “Bagaimana kalau naskah ini
ditandatangani semua yang hadir?”
Soekarni : “Saya rasa jangan, terlalu banyak.
Menurut saya, lebih baik Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatanganinya
atas nama bangsa Indonesia”
Semuanya : “Setuju.”
Soekarno : “Sayuti, tolong kau ketikkan naskah
ini.”
Sayuti :”Siap bung.” (keluar untuk
mengetik naskah proklamasi)
Hatta : “Kapan kita akan melaksanakan
proklamasi?”
Soekarno : “Menurut saya, tanggal 17 adalah
tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan tanggal 17, selain itu dalam
sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi, bagaimana kalau hari
ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus ?”
Soekarni : “Setuju Bung, lebih cepat lebih
baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?”
Hatta : “Pukul 10.00 tepat,
bagaimana?”
Semuanya : “Setuju”
Soekarno : “Saya akan menyuruh Fatmawati untuk
menjahit bendera merah putih, tolong siapkan tiangnya.”
BM. Diah : “Baik Bung, tapi dimana kita akan
melaksanakannya?”
Soebardjo : “Di rumah Bung Karno!”
Semuanya : “Setuju”
(Sayuti masuk membawa
naskah yang sudah diketik, memberikannya pada Soekarno)
Sayuti : “Ini naskahnya Bung, silakan
ditandatangani.”
Soekarno-Hatta : “Baiklah” (menandatangani naskah)
Hatta : “Diah, tolong perbanyak naskah
ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.”
BM. Diah : “Siap bung.” (pergi)
ADEGAN 11
Jumat pagi pukul 10.00, semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah
Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan
pelaksanaan proklamasi. Bung Karno, Bung Hatta, keluar ke serambi depan rumah
diikuti Ibu Fatmawati. Bung Karno mendekati mikrofon sebelum membacakan
proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.
Soekarno : Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta
saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting
dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah
air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai
kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk
mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita
menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun
tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang
tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air
kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam
tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah
mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu
telah seiya- sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk
menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan
kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Demikianlah
saudara-saudara ! Kita sekarang telah merdeka ! Tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara merdeka, Negara Republik
Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.
(Pengibaran Bendera Merah Putih oleh
Suhud dan Latief Hendraningrat diiringi lagu Indonesia Raya oleh semua orang
yang hadir)
Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini
untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia
berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun.
Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada
turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada
henti-hentinya.Di
dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi
pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya
pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil
nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa
yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan
kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka
rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya- sekata berpendapat bahwa
sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara
! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Jakarta hari 17 bulan 08 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Demikianlah
saudara-saudara ! Kita sekarang telah merdeka ! Tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara merdeka, Negara Republik
Indonesia merdeka. Kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA! Yeeeeyyyy~